1. Proses
Pembakaran
Pembakaran di
dalam silinder adalah reaksi kimia tu reaksi persenyawaan bahan bakar dengan udara (oxygen), yang
diikuti dengan timbulnya panas. Panas yang dilepas selama proses pembakaran
inilah yang digunakan untuk tenga/power.
Mekanisme pembakaran dipengaruhi oleh
keseluruhan proses pembakaran di mana atom-atom dari bahan bakar dapat bereaksi
dengan oxigen dan membentuk gas. Perbandingan campuran kira-kira 12 sampai 15
berbading 1, artinya 12 – 15 kg udara dalam 1 kg bahan bakar.
Pada motor bensin menggunakan bahan bakar
bensin yang mudah terbakar dan mudah menguap. Campuran udara dan bensin yang masuk kedalam silinder
dan dikompresikan oleh torak pada tekanan 8-15 bar atau 8-15 kg/cm2
dinyalakan oleh loncatan bunga api listrik (busi). Kecepatan pembakaran 10 -25
m/det, suhu udara naik hingga 2000-25000 C , tekanan pembakaran
berkisar 30- 40 bar.
Proses pembakaran pada motor bensin dapat terjadi apabila :
a. Campuran bahan bakar udara masuk kedalam
silinder.
b. Campuran dikompresikan.
c.
Bahan bakar dinyalakan dengan bunga api
listrik (busi).
Bensin mengandung unsur-unsur carbon dan
hydrogen yang dapat terbakar apabila :
a. Hydrocarbon terbakar bersama oxygen sebelum
carbon bergabung dengan oxygen.
- Carbon terbakar lebih dahulu daripada hydrogen.
- Senyawa hydrocarbon terlebih dahulu bergabung dengan oxygen dan membentuk senyawa (senyawa hydroxilasi) dan kemudian terbakar (thermis).
Jika pembakaran berlangsung, diperlukan :
1. Bahan bakar dan udara dimasukan kedalam
silinder.
2. Baha bakar dipanaskan hingga suhu nyala.
Dalam pembakaran hydrocarbon yang normal
tidak akan terjadi jelaga jika kondisinya memungkinkan untuk proses
hydroxilasi. Hal ini dimungkinkan bila pencampuran pendahuluan (premixture)
antara bahan bakar dan udara mempunyai waktu yang cukup untuk memasukan oxygen
kedalam molekul hydrocarbon.
Bila oxygen dan hydrogen tidak bercampur
dengan baik, maka akan terjadi proses cracking di mana pada nyala akan timbul
asap. Pembakaran semacam ini disebut pembakaran tidak sempurna.
Ada 2
kemungkinan yang dapat terjadi pada pembakaran motor bensin, yaitu:
1.
Pembakaran sempurna (normal), di mana bahan bakar dapat terbakar seluruhnya
pada saat dan kondisi beban yang dikehendaki.
2.
Pembakaran tidak sempurna (tidak normal), di mana sebagian bahan bakar tidak
ikut terbakar, atau atau tidak terbakar bersama-sama pada saat dan kondisi yang
dikehendaki.
a. Pembakaran Sempurna (normal)
Grafik pembakaran sempurna dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Gambar 1.1. Grafik Pembakaran
Sempurna.
Pada gambar
memperlihatkan suatu grafik yang menunjukan
hubungan antara tekanan dari sudut engkol mulai dari saat penyalaan sampai akir
pembakaran. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa beberapa derajat setelah
TMA.
Mekanisme
pembakaran normal dalam motor bensin dimulai pada saat terjadinya loncatan
bunga api pada busi. Selanjutnya api membakar gas bakar yang berada di
sekelilingnya dan terus menjalar ke seluruh bagian sampai semua partikel gas
bakar terbakar habis. Mekanisme pembakaran normal dalam motor bensin dimulai
pada saat terjadinya loncatan api pada busi. Selanjutnya api membakar gas bakar
yang berada disekelilingnya dan terus menjalar sampai seluruh partikel
terbakar. Pada saat gas bakar dikompresikan , tekanan dan suhunya naik sehingga
terjadi reaksi kimia dimana molekul hidro karbon terurai dan bercampur dengan
oxygen dan udara. Bentuk ruang bakar yang dapat menimbulkan turbulensi pada gas
tadi akan membuat gas dapat bercampur secara homogen.
b. Pembakaran Tidak Sempurna (Autoignition)
Pembakaran
tidak sempurna merupakan proses pembakaran dimana sebagian bahan bakar tidak
ikut terbakar, atau tidak terbakar bersama pada saat keadaan yang dikehendaki. Bila oxygen dan hdrokarbon tidak
bercampur dengan baik maka akan terjadi proses pembakaran tidak normal timbul asap. Pembakaran
semacam ini disebut pembakaran tidak sempurna. Akibat pembakaran tidak sempurna yaitu: Detonasi, dan Pre-ignition
1). Detonasi
Dalam hal ini gas baru yang
belum terbakar terdesak oleh gas yang yang telah terbakar, sehingga tekanan dan
suhu naik sampai keadaan hampir tebakar. Jika pada saat ini gas terbakar dengan
sendirinya maka akan timbul ledakan (detonasi) yang menghasilkan gelombang
kejutan (explosip) berupa suara ketukan (knocking noise) yang terjadi pada
akhir pembakaran. Tekanan pembakaran dalam silinder lebihcept dari 40kg/cm2
tiap 0,001 detik. Akibatnya tenaga mesin berkurang dan akan memperpendek umur
mesin. Hal-hal yang menyebabkan knocking adalah:
a.
Perbandingan kompresi yang tinggi, tekanan kompresi, suhu pemanasan campuran, dan suhu silinder yang terlalu
tinggi.
b. Pengapian yang terlalu cepat.
c. Putaran mesin rendah dan
penyebaran api lambat.
d. Penempatan busi dan konstruksi ruang bakar tidak tepat, serta jarak penyebaran api terlampau jauh.
Penyebab detonasi pada motor bensin
terbagi dalam dua jenis :
a). Detonasi karena campurab bahan bakar sudah menyala sebelum busi
mengeluarkan bunga api.. Hal ini disebabkan karena kotoran-kotoran arang yang tertimbun diatas kepla torak dan ruang
bakar dan menyala terus menerus.. Untuk menghilangkannnya kotoran-kotoran yang
menenpel perlu dibersihkan.
b). Detonasi karena kecepatan
pembakaran bahan bakar di sekitar busi sangat tinggi. Hal ini mengakibatkan
bahan bakar tidak dapat terbakar secara sempurna dan meninggalkan sisa bahan
bakar yang belum terbakar terkompresikan, menyebabka suhu pembakaran naik.
Bahan bakar terbakar dengan sendiirinya
tanpa melalui busi. Artinya pembakaran bahan bakar lebih cepat daripada
pembakaran normal.
|
Gambar 1. 2. Garafik Detonasi
motor.
2). Pre-ignition
Gejala pembakaran tidak
sempurna adalah pre-ignation peristiwanya hampir sama dengan knocking tetapi
terjadi hanya pada saat busi belum memercikan bunga api.
Pre-ignition
Gambar 1. 3. Grafik Pre Ignation motor.
Bahan bakar terbakar dengan
sendirinya sebagai akibat dari tekanan dan suhu yang cukup tinggi sebelum
terjadinya percikan bunga api pada busi.
Jadi pre-ignation adalah peristiwa pembakaran
yang terjadi sebelum sampai pada waktu yang dikehendaki.
c. Pembakaran Tidak Lengkap
Pembakaran tidak lengkap yaitu apabila saat terjadinya loncatan bunga api pada busi untuk membakar semua hydrogen dan oxygen yang terkandung dalam campuran bahan bakar masih ada kelebihan atau kekurangan oxygen atau hydrogebn.
Pembakaran tidak lengkap yaitu apabila saat terjadinya loncatan bunga api pada busi untuk membakar semua hydrogen dan oxygen yang terkandung dalam campuran bahan bakar masih ada kelebihan atau kekurangan oxygen atau hydrogebn.
0 komentar:
Posting Komentar